Bakrie & Brothers Catat Rekor Akuisisi

Diposting oleh chikuz - frizia | 12:12 AM
Bakrie & Brothers Catat Rekor Akuisisi

Bentuk Strategic Investment Company Senilai Rp 48,46 T
JAKARTA - Group Bakrie makin kukuh menancapkan bisnisnya di sektor pertambangan dan properti. Pemegang saham PT Bakrie & Brothers Tbk secara aklamasi menyetujui agenda manajemen mengakuisisi tiga perusahaan berstatus go public. Dana akuisisi yang digelontorkan Bakrie & Brothers Rp 48,46 triliun.

Transaksi yang dilakukan Bakrie & Brothers merupakan proses akuisisi terbesar yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Bahkan, nilainya melebihi transaksi Phillip Morris saat mengakuisisi HM Sampoerna. Pada 2005, nilai akuisisi Phillip Morris Rp 18 triliun.

Akuisisi ini merupakan bagian rencana Bakrie Group untuk membentuk strategic investment company. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) emiten berkode saham BNBR itu juga menyetujui anggaran yang akan dipakai untuk akuisisi. Yakni melalui right issue (penerbitan saham baru) dan pinjaman eksternal.

Ketiga perusahaan publik yang diambil alih sahamnya adalah PT Bumi Resources Tbk sebanyak 35 persen dengan nilai total pembelian Rp 36,9 triliun. Kemudian PT Energi Mega Persada Tbk dengan nilai Rp 7,2 triliun untuk mengambil alih 40 persen saham perseroan. Dan yang terakhir adalah PT Bakrie Land Development Tbk senilai Rp 4,36 triliun, yang setara dengan 40 persen kepemilikan saham.

"Ketiga perusahaan target akuisisi ini adalah perusahaan-perusahaan yang sedang tumbuh pesat. Kami juga telah mendapatkan kesepakatan harga yang terbaik dan atraktif untuk mengakuisisi tiga perusahaan tersebut," ungkap Direktur Keuangan Bakrie & Brothers Yuanita Rohali dalam jumpa pers usai RUPS kemarin (17/03). Bakrie & Brothers menargetkan right issue akan rampung pada 22 April 2008.

Dalam kesempatan yang sama RUPS juga menyetujui langkah perseroan untuk menerbitkan saham baru melalui Hak Memesan Efek terlebih Dahulu (HMTED) atau rights issue sebesar Rp 40,118 triliun. Sekitar 92,8 persen dana hasil rights issue yang setara dengan Rp 37,044 triliun akan digunakan untuk membeli tiga perusahaan target akuisisi. Sementara sisanya akan dipakai untuk perlunasan atas pinjaman jangka pendek.

"Sumber dana yang akan digunakan untuk menutupi kekurangan dana dari hasil akuisisi akan berasal dari pinjaman pihak ketiga yang kini dalam proses negosiasi," imbuh Yuanita. Sebagai langkah awal menjadi strategic investment company, Bakrie & Brothers menyerahkan tiga proyek infrastruktur dengan nilai USD 2,9 miliar pada anak usahanya yang baru dibentuk, PT Bakrie Indo Infrastructure. "Proyek tersebut adalah pembangunan pipa (pipe line) senilai USD 1,2 miliar, pembangkit listrik (power plant) senilai USD 1,4 miliar, dan untuk jalan tol (tol road) senilai USD 300 juta," imbuh Yuanita.

Sepanjang 2007, tercatat dua transaksi terbesar dalam proses akuisisi. Pertama, saat Prajogo Pangestu melalui Barito Pacific mengakuisisi Star Energy dan Chandra Asri Petrochemical Centre senilai Rp 10 triliun. Lalu Anthony Salim melalui Indofood mengakusisi 64,4 persen Lonsum senilai Rp 8,4 triliun. "Akuisisi yang fenomenal pada 2007 adalah yang dilakukan Barito dan Indofood," ujar pengamat pasar modal Felix Sindhuinata.
(aan/yun)

0 komentar